Bab 2
2.1
KAJIAN TEORI
2.1.1 Pengertian Laporan
Keuangan.
Akhir suatu
proses akuntansi ditandai dengan munculnya laporan keuangan sebagai produk
seorang akuntan, yang digunakan sebagai media pelaporan atas segala sesuatu
yang ada didalam perusahaan pada akhir periode tertentu.
Dan menurut Amin Wijojo
Tunggal ( 1995 : 1 ) didalam bukunya dasar – dasar analisa laporan keuangan,
yang dimaksud dengan accounting adalah :
“ Akuntansi adalah suatu
seni pencatatan, pengelompokkan dan peringkasan dari informasi – informasi,
baik berbentuk uang, transaksi, kejadian – kejadian yang mempunyai sifat
keuangan yang kemudian menafsirkan angka – angkanya. Maka laporan keuangan
mengenai hasil proses akuntansi inilah yang digunakan oleh para pemakainya
dalam mengambil keputusan .”
Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia ( I.A.I ) 1996 : 2, standar akuntansi keuangan pada dasarnya
menerangkan bahwa :
“ Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Biasanya laporan keuangan yang
lengkap meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan posisi keuangan dan hanya
misalnya laporan arus kas, laporan arus dana, serta rational penjelasan yang
merupakan bagian integal dari laporan keuangan tersebut.”
Menurut Djawano Ps ( 1996 :
2 ) didalam buku pokok – pokok analisa keuangan pada dasarnya menerangkan bahwa
: “
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak
transaksi yang terjadi didalam perusahaan.”
Transaksi tersebut bersifat
finansial, dicatat, digolongkan, diringkas dengan cara yang tepat dalam satuan
uang kemudian dilakukan penafsiran untuk berbagai tujuan.
Laporan keuangan yang
dimaksud antara lain neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal.
Sedangkan menurut S. Munawir ( 1995 : 5 ) didalam buku
analisa laporan keuangan, mengungkapkan bahwa :
“ Laporan keuangan adalah
dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode intik suatu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir – akhir ini sudah menjadi
kebiasaan bagi perseroan – perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar
surplus atau daftar laba yang tidak dibagi ( laba yang ditahan ).”
2.1.2 Arti Laporan Keuangan
Arti penting
laporan keuangan erat kaitannya dengan tujuan pembuatan laporan keuangan itu
sendiri, dan menurut C. Rollin Niswonger, Philip E.Feses dan Carl S.Warren yang
diterjemahkan oleh Hyginus Ruswinarto dan Herman Wibobo ( 1993 : 524 ) didalam
buku prinsip – prinsip akuntansi, laporan keuangan dibuat dengan tujuan antara
lain :
1.Untuk menyediakan informasi
keuangan yang berguna dalam mengambil
keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.
2.Untuk menyediakan informasi
keuangan yang memungkinkan pemakian untuk selanjutnya mereka sendiri.
3.Untuk menyediakan informasi
keuangan mengenai sumber daya ini ( aktiva ), klaim terhadap sumber daya ini (
kewajiban dan modal pemilik ), dan penambahan dalam sumber daya serta klaim
ini.
Laporan keuangan mrupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan R/L. Laporan posisi
keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya: laporan arus kas,
catatan dalam laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan, disamping itu juga termasuk skedul dari
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan tersebut.
Misalnya
informasi keuangan segmen industri dan geografi serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga. Untuk pihak luar :
·
Neraca
·
Laporan R/L
·
Ikthisar perubahan posisi keuangan
·
Catatan atas laporan keuangan
Jadi secara
singkat laporan keuangan bukan hanya deratan angka – angka yang kaku tanpa
makna, melainkan data yang sarat infomasi yang bisa dijadikan bahan
pertimbangan pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan.
2.1.3 Keterbatasan
Laporan Keuangan
Setiap laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
bersifat interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang
sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan final. Karena itu semua
jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak
menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam interim report ini
terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau
manajemen
Laporan
keuangan juga angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi
sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau
berubah-ubah. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya
merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun
nilai gantinya.
Selain itu
laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor seperti reputasi dan
prestasi perusahaan yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan perusahaan
karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
2.1.4 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi-informasi tentang posisi keuangan dan hasil-hasil yang
dicapai oleh perusahaan selama periode akuntansi yang bersangkutan. Posisi
keuangan diungkapkan dalam laporan neraca dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan, sedangkan modal diungkapkan dalam laporan rugi-laba dan laporan
perubahan modal atau laba ditahan. Laporan-laporan keuangan tersebut harus
disusun oleh setiap perusahaan pada tiap-tiap akhir periode. Dari hasil
analisis laporan keuangan, maka dapat diketahui tentang kondisi finansial
perusahaan, efisiensi, dan perkembangan perusahaan.
2.1.5 Bagi pihak yang mempunyai kepentingan
terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca,
laporan rugi-laba serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan
analisis terhadap laporan-laporan keuangan akan dapat mengetahui posisi
keuangan, serta memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan perusahaan.
2.2
PENELITIAN TERDAHULU
KESIMPULAN
SEMENTARA:
Pada
penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau kerugian berdasarkan
Analisis Laporan Keuagan.Dengan metode penulisan berdasarkan studi pustaka dan
studi lapangan,diharapkan adanya keselarasan antara teori dan realisasinya. Analisa Laporan Keuangan
sangat dibutuhkan oleh para pemilik perusahaan, manager perusahaan, para
kreditor, investor, dan pihak – pihak lain.
Kondisi keuangan perusahaan
hasil Analisis Laporan Keuangan dari tahun 2000 sampai dengan 2002 menunjukkan
perusahaan dalam keadaan likuid. Trend Likuiditas yang dicapai dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2002 meningkat stabil. Kemampuan perusahaan dalam pemenuhan
seluruh kewajibannya PT. BENTALA GROUP dalam keadaan solvable. Trend
Solvabilitas dari ketiga tahun diatas mengalami naik turun.
2. Penulis : Rahadiman, 11200455
KESIMPULAN SEMENTARA :
Perusahaan
adalah suatu organisasi yang berorientasi untuk mencari laba, sehingga dalam
operasinya perlu dibuat laporan keuangan dan laporan keuangan terdiri dari
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Berdasarkan pembahasan, penulis
berkesimpulan bahwa likuiditas PT. GELORA AKSARA PRATAMA pada tahun 2000 secara
garis besar menurun. Perusahaan tidak dapat menutupi hutang lancarnya dengan
menggunakan aktiva lancar yang paling likuid yaitu kas. Suatu keadaan dimana
PT. GELORA AKSARA PRATAMA pada saat ini
dapat dibilang inlikuid. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya dapat dilihat melalui rasio solvabilitas dimana hasil perhitungan
bahwa PT. GELORA AKSARA PRATAMA tidak
stabil dari tahun 1998-2000. Apabila pihak manajemen tidak dapat mempertahankan
keadaan ini maka perusahaan akan gulung tikar. Sedangkan rasio rentabilitas
pada tahun 1998-2000 dapat disimpulkan bahwa perusahaan selama 3 tahun tetap
berada pada posisi rentabilitas yang kurang baik.
3.Penulis : Mustafidah 11200259
Kesimpulan sementara:
Tujuan dan
rumusan penulisan ini untuk mengetahui kinerja perusahaan, dimana pembatasan
masalah ini bagaimana PT Ariniria Adijasa dalam memenuhi
kewajibannya ditinjau dari segi
Likuiditas yang meliputi : current ratio, Acid Ratio dan cash Ratio ,
Solabilitas meliputi : Total Assetto
total Debt dan Net Worth to Debt Ratio,dan Rentabilitas meliputi : Rate
return on Net Worth dan Net Power Ratio.
Likuiditas adalah : Ratio yang memperlihatkan hubungan kas
perusahaan dan aktia lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya.
Solvbilitas
adalah : Merupakan kemampuan perusahaan, untuk memenuhi kewajiban finansialnya
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila perusahaan solvabel berarti
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk melunasi semua hutangnya.
Rentabilitas
adalah: Kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tersebut. Rentabilitas mampu menggambarkan
tingkat laba yang dihasilkan, menurut jumlah investasinya.
Dari hasil
Penulisan Ilmiah ini penulis menyimpulkan bahwa PT Arniria Adijasa bisa
dikatakan baik dalam memenuhi
kewajibannya, perusahaan dalam kategori
Likuid dan Solvabel, dan ternyata perusahaan selalu mengalami peningkatan
laba dari tahun ke tahun yang bersangkutan
2.3 HIPOTESIS
Dari
analisis ke tiga jurnal tersebut dapat disimpulkan ke tiga penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa ke tiga analisis tersebut menggunakan metode laporan neraca dan laporan
rugi laba, perhitungan rasio, tabel perhitungan rasio, rasio likuiditas, rasio
leverage
Tidak ada komentar:
Posting Komentar